AHLI WARIS TAKKUNJUNG
TIBA
By.Janto
simamora
Sebuah
cerita fiktif karya Janto Simamora, yang masih harus banyak belajar, cerita ini
hanyalah sebuah sarana untuk mengilustrasikan makna dibalik kebahagiaan sebuah
keluarga yang penuh dengan drama misteri. Perlu anda pahami, bahwa orang bijak
dan orang cerdas itu adalah orang yang tidak menilai sebuah kandungan cerita
novel sebelum ia selesai membacanya.
KeSatu
Kenangan
Terindah Mama
banyak kisah yang
terjadi dalam drama kehidupan keluarga kami, ada kisah senang, sedih bahkan
banyak rangkaian tembang kenangan yang sudah dilewati oleh papa dan Mamaku.
Salah satunya adalah kisah percintaan Mama dan Papaku yang menjadi misteri bagi
kehidupan Mama hingga sekarang. Namun selalu ada alasan bagi mereka terutama
Papa untuk menahan perasaan, terutama perasaan Papaku, tetapi pada prinsipnya
mama hanya menanti dan menanti namun penantian itu terkadang sudah menjadi
kebosanan bagi mamaku.
Namaku
Duei, anak ke dua dari lima bersaudara, kakaku paling besar namanya Chelse,
anak kedua saya sendiri, ketiga Elma, keempat Delima dan adiku paling bontot
Shilvy. Kami Tinggal dan menetap disebuah kota dipelosok Sumatera. Kisah ini
Duei tulis berdasarkan fakta dan kenyataan yang diutarakan oleh Mamaku dan
kisah yang saya lihat sendiri, dan aku menganggap kisah ini menjadi kenangan
terindah dalam hidupku dan keluargaku sehingga aku berani melontarkannya dalam
sebuah goretan yang begitu penting dan memiliki kisah yang dramatis.
Sudah
begitu lama papa dan mama berkenalan namun niat papa mengutarakan perasaannya
masih jauh dari harapan. Papa pernah bercerita bahwa 50 Tahun yang lalu ketika
mama masih gadis, lelaki begitu banyak datang menghampiri mama, bahkan ada yang
mengutarakan perasaanya lewat surat maupun diutarakan secara langsung. waktu
itu cuaca sudah menunjukkan sore hari akan segera tiba. Saat itu bertepatan di
hari sabtu menjelang malam minggu akan segera tiba, tiba-tiba seorang lelaki teman
kuliah mamaku datang kerumah kosnya, kedatangannya bermaksud mengajak mama
dinner. Pemuda itu sangat cakep, mapan dan baik, bahkan kata mama dia sudah bekerja
disalah satu perusahaan terbaik dijakarta, tetapi satu hal yang tidak mama suka
darinya adalah dia seorang perokok.
Mama memang dari dulu sejak SMA tidak suka melihat
lelaki perokok, bahkan jika mama melihat seseorang merokok mama selalu menasehatinya
siapapun yang mendekat sama mama. Malam itu dia mengajak mama kesebuah restoran
terkenal dijakarta yang lumayan megah dan mewah, bahkan selama dijakarta mama
belum pernah seperti itu sebelumnya.
Tiba-tiba
seorang pelayan menghampiri mereka menyambut mereka selayaknya seorng tuan dan
nyonya, bahkan setelah duduk pelayan itu menyajikan menu makanan khas di
restaurant itu. Direstaurant itu menu harganya sangat mahal, palingan murah
sekitar Rp.15,000. Pada saat itu uang sangat mahal belum krisis moneter,
kejadiannya itu pada terjadi pada tahun 1978.
Ajakan
yang dilakukanya adalah masih langkah awal, namun mama berbesar hati menyambut
dia seperti tamu dirumahnya maupun dihatinya. Banyak komentar dari teman-teman
kuliah bahkan teman kerja mama tentang silelaki itu, namun mamaku menerima
semua kritikan dan komentar itu. Ada yang bilang “terima saja cintanya… dia kan
orang kaya. Jadi hidupmu juga bakal bahagia bersama dia” bahkan ada kritikan”
jangan mau sama dia.. lelaki itu playboy…”. Lama-lama dari kritikan dan
komentar itu mama lelah sendiri, dan bingung harus berbuat apa.
Berbagai
macam cara yang dia lakukan agar mama mau, tetapi semua usahanya menjadi batu
dan membeku. Harapannya hilang karena mama menolak permintaannya, Mamaku
dahulunya bisa dikatakan cantik, anggun, memiliki rambut sebahu dan wajah mulus
berseri. Namu untuk memilih namanya jodoh untuk pasangan hidup mama tidak
pernah memandang dari satu sisi, atau melihat limpahnya harata seornag lelaki,
atau tampan.
Mama
kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, mengambil jurusan D3
Manajemen Perkantoran, selama dikampus banyak pergumulan dan kisah yang mama
hadapi, mulai dari kehidupan dikampus, dikos-kosan bahkan dilingkungan
masyarakat. Namun semuanya itu mama lewati dengan hati yang lapang. Ada satu
hal yang membuat mama istimewa dihati papa, dimana ketika ada lelaki mendekati
mama dan mengutarakan perasaanya, mama selalu curhat sama papa dan meminta
saran, bahkan mama juga beranggapan bahwa papa saya sudah dianggapnya sebagai
abangnya sendiri, dan mama tidak memiliki perasaan cinta sedikitpun kepada
papa.
Tetapi
tak ada yang tahu perasaan papa sama mama demikian juga sebaliknya, atau apakah
papa juga menganggap mama seperti saudara? Atau tidak. Semuanya itu yang bisa
menjawab hanyalah Tuhan. Karena mama belum pernah mendengar ucapan kata-kata
terindah papa sama mama. Namun setiap harinya papa dan mama kelihatannya sangat
serasi karena hampir setiap harinya papa dan mama selalu bersama kemana
perginya, papa selalu menghantar mama kerja, hingga ketempat kuliah. Bahkan
banyak sahabat mama mengatakan bahwa mereka berpacaran.
Bulan
yang ditunggu-tunggupu tiba yakni bulan menjelang datangnya tahun baru, kebetulan
papa dan mama tinggalnya disatu propinsi yakni disumatera utara, namun berbeda
kabupaten kota. Saat itu mama memutuskan untuk pulang kampung dari Jakarta,
ingin menjenguk keluarga besarnya, mama sebenarnya mengajak papa pulang dia namun
menolaknya. Karena papa masih memiliki tugas kuliah yang harus diselesaikan.
Papa dahulunya kuliah disalah satu universitas terbaik dijakarta dengan jurusan
Tehnik sipil. Saat itu papa sudah semester akhir dan harus menyelesaikan mata
kuliah yang tertinggal bahkan sekalian menyelesaikan tugas akhirnya. Karena
pada bulan januari papa sudah harus wisuda.
Mama
berangkat kekota medan dengan menggandeng tas kecil dan mendorong satu buah
koper tempat pakaiannya. Hari-hari sebelumnya mama sudah memesan tiket pesawat
jurusan Jakarta-medan. Saat itu harga tiket masih mencapai harga Rp.300,000,
kelas ekonomi. Berada dipesawat rasanya senang, tapi lebih senang lagi jika
papa ikut bersama dengan mama. Perasaan itu terus tergiang dipikiran mama
hingga pesawatnya mendarat di bandara. Selama dipesawat mama melihat pemandangan
yang begitu indah, tumpukan embuh dan berbagai macam bentuk awan bahkan
percikan sinar matahari menembus kaca pesawat yang ditumpangi mama.
Rasa
senang muncul diaura wajah mama, karena 8 jam lagi mama akan bertemu dengan
ibundanya tersayang. Dengan segera mama memesan tiket dan langsung menuju
kampung halamanya. Dibus rasa lelah disertai dengan rasa senang dialaminya,
sesampai berdekatan dengan kampung halamanya perubahan cuaca sudah mulai
terasa, rasa dingin sudah mengalir ditubuhnya, berbeda dengan di Jakarta.
Dijakarta mama tak pernah merasakan kesejukan angin dan tak pernah merasakan
namanya rasa dingin. Dijakarta yang ada hanyalah panas, macet, dan banyak
polusi. Sedangkan dikampungnya di sumut banyak hal yang bisa dilihat, mulai
dari pepohonan yang hijau, hembusan angin yang lembut, bahkan udara yang begitu
bersih dapat dirasakannya lembut masuk berlahan diparu-parunya.
Sebelum
tiba dirumah, mobil bus yang ditumpangi mama berhenti sejenak dipegunungan, Seluruh
penumpang bergegas ada yang sholat, makan, bahkan ketoilet. Dari pegunungan itu
mama melihat pemandangan yang begitu indah, bentuk dan warna gunung, tumpukan
embun kecil dan hembusan angin mengempas dan mengayun pucuk daun bergoyang. Dan
lama kelamaan dedaunan kering melepaskan diri dari dahannya dan anginpun
menerbangkannnya jauh keudara. Sementara tak jauh mata memandang sekeluarga
orang utan sedang asyik, sang betina mengendong erat anak mungilnya,
bulu-bulunya yang masih halus, dan tangan kecilnya menempel kepunggung
induknya.
Sementara
para penumpang bus, sudah menikmati hidangan yang ada. Perasaan dingin membuat
kulit dan sepuluh jari mama terasa kaku. Mama dengan sigap mengambil sarung
tangan dan mengenakannya untuk menghilangkan rasa dingin, dan menikmati makan
popmie dan kopi pesnan mama. Kemudian mama melanjutkan perjalannya menuju
rumah, perjalanan kerumah masih menempuh waktu 3 jam. Dibus mama tertidur pulas
nyenyak, musik melodi instrumental yang diputar dibus itu semakin membuat mata
mama terasa ngantuk, dan lambat laun mamapun tertidur hingga bus berhenti di
depan rumah.
Sesampai
dirumah, dengan senang hati mamapun disambut hangat oleh ibundanya dan kaka dan
adik-adiknya, kebahagiaan dikeluarga mama terlihat ketika dia pulang. Mama
memiliki waku liburan hanya 1 minggu, dan minggu ke dua harus balik kejakarta
karena urusan kuliah dan pekerjaan. Menjelang 5 hari mama dikampungnya,
kisahnya selama dijakarta terulang lagi, pemuda kampung teman semasa SMA dulu
datang menghampirinya. Mereka semua sangat senang bisa ngobrol bareng mama,
cerita dan canda tawa terlihat diraut wajah mereka, disana mereka mengulas
kembali kisah mereka cinta monyet yang dulu pernah rasakan, bahkan bercerita
tentang guru-guru dan adik kelas mereka sewaktu diospek.
Tak
terasa malam sudah menunjukkan 00.30 Wib, Nenekpun menyuruh mereka istirahat,
namun mama menyarankan agar mereka tidak pulang, lebih bagus istirahat dirumah saja,
dan besok pagi saja pulang karena sudah larut malam. Dengan senang hati mereka
menerima tawaran mama. Pagi haripun tiba, sang mentari menunjukkan dirinya dari
timur memancarkan cahayanya yang begitu tajam dan indah, mentari itu perlahan berubah
posisi lantaran perputaran bumi yang begitu cepat pada porosnya. Tak terasa
pukul 9:00 wib, ternyata sudah pagi, mama belum bangun dari tidurnya, maklumlah
karena semalaman begadang, sementara teman-temannya sudah pada meloncat dari
tidurnya dan menikmati kopi susu yang telah disediakan oleh ibunda mama.
Mamapun
dengan wajah yang masih dipenuhi kotoran mata, ditambah rambut yang masih acak-acakan,
berjalan perlahan keruang tamu. “ehh.. kamu itu yh udah jam segini masih lom
bangun” sahut ibunda mama. “ia bunda semalaman ceritanya gak abis-abi,,, jadi
tidurnya ampe larut malam” sahutku. Lalu salah satu teman mama Rony mengajak
mama ama kawan-kawan pergi kebukit untuk camp.
Teman-teman
mama meresponi pendapat Rony, tak panjang cerita mereka langsung bergegas
memmpersiapkan barang-barang yang harus dibawa. Adapun rencana mama kebukit
yaitu kepegunungan sembahe disumatera utara, disana pemenadangan begitu indah
kata Rony. Mama sebelumnya tak pernah naik gunung, namun kali ini mama diajak
oleh teman lamanya semasa SMA. Sore itu tepat pada pukul 15:00 Wib mereka
berangkat dengan mengendarai sepeda motor.
Saat
itu mama berangkat sekitar 6 sepeda motor, ada yang speda motor gede bahkan ada
yang sepeda motor bebek, vespa, mio bahkan sangat bervariasi, maklumlah
teman-teman mama semuanya pada suka otomotif. Diperjalanan mengarungi bentuk
jalanan yang licin dan dipenuhi oleh kendaraan lalu-lalang membuat suasana
semakin seru. Waktu itu mama berboncengan dengan Rony, Rony sudah terbiasa
dengan jalan yang menantang, dan menjalani terjalnya jalanan.
Sesampai
dilokasi dengan menempuh jarak 3 jam, maka teman mama menyarankan untuk
beristirahat sebentar, sementara kawan yang lain berkemas memasang tenda,
karena saat itu hujan rntik-rintik sudah datang. Sementara teman-teman mama
sibuk, mama hanya mengambil foto-foto dipegunungan itu, semua hal mama foto
mulai dari embun, pegunungan, air terjun, rumah, orang hutan pokoknya yang
kelihatannya menarik mama foto.
Tak
terasa camppun selesai didirikan, tinggal mencari kayu bakar untuk digunakan
api unggun. Tidak begitu lama, rupanya banyak juga yang suka naik kepuncak ini,
dari berbagai daerah, mamapun heran dengan keadaan itu. Digunung mama banyak
berkenalan dengan teman yang lain, canda tawa dan perasaan senang terdapat
diwajah mereka. Disana mama begitu senang banyak hal yang mereka lakukan disana
mulai dari bakar-bakar ikan, main games, nyanyi, bahkan tidak lupa foto bareng
dan di upload ke facebook, pokoknya keren abiss dahhh…
Saat
itu orang-orang disana tak memikirkan namanya waktu, yang penting mereka senang,
namun satu hal yang membuat saya kaget adalah, teman lama saya Rony, rupanya
semasa SMA dulu sudah memendam perasaanya sama mama, saat itu mama sangat kaget
betul dan seumur hidup mama belum pernah ada lelaki seromantis Rony.
Ditengah-tengah teman-temanya dan disaksikan orang yang tidak saya kenal bahkan
disaksikan oleh nyalanya api unggun, Rony teman SMA saya mengutarakan
